Mesuji//investiigasi post minggu 20 april 2025.Persoalan pondok pesantren satu atap yakni SMPS Al-hikam dan ponpes Nurul Jadid tepat berada didesa Tanjung Mas Jaya kecamatan Mesuji Timur yang ditutup kegiatannya dalam proses belajar mengajar oleh masyarakat nampaknya masih bermasalah sampai sekarang.?
Sehingga melibatkan camat Mesuji Timur yaitu Roly SE, MM turun tangan tuk menyelesaikan permasalah yang ada didesa tersebut.
Akhirnya rapat pun mulai digelar pada Minggu 20 April lalu tepat diruangan pondok pesantren Nurul Jadid. Pukul : 09:00 wib, sampai selesai.
Dalam kesempatan tersebut Roly, menyampaikan, "Masyarakat Tanjung Mas Jaya janganlah terprovokasi oleh oknum yang tidak ada kepentingan dalam hal ini, sekolah ini tetaplah berjalan, sesuai dengan surat perjanjian kemarin, oleh karena itu pendidikan sangatlah penting. Untuk anak yang sedang sekolah diharapkan jangan sampai putus sekolah" ungkapnya.
"Dan pihak kami pasti akan berupaya sebisa mungkin untuk anak-anak yang menghadapi ujian akan kita upayakan untuk ujian sekolahnya disekolah lain yaitu di-SMPN 8 Mesuji Timur ini.
Upaya kami ini agar anak-anak bisa untuk ujian sekolah, pihak sekolah sudah kami hubungi dan merespon keinginan kami"tambah Roly.
Disisi lain, Babinkamtibmas desa Tanjung mas Jaya turut menyampaikan.
"Upaya penanganan keamanan terhadap masyarakat terus saya lakukan agar tidak ada kejadian fatal yang nantinya mengakibatkan kerusakan tempat sekolah dan ponpes, hal ini sering saya lakukan untuk meredam permasalahan dimasyarakat dan Alhamdulillah sampai detik ini masyarakat mau mendengarkan himbauan saya sehingga masih tetap kondusif dan aman terkendali, saya berharap kepada masyarakat mari kita selesaikan secara hukum masalah ini, kalau masalah kemarin itu masih bisa dilaporkan untuk penanganan hukumnya, karena permasalahan ini sangatlah serius jadi para korban bisa melaporkan kepada penegak hukum sekarang juga bisa meski agak lama kasusnya"katanya meyakinkan masyarakat setempat.
"Permasalahan ini tidak ada korban yang melaporkan makanya kasusnya belum ditangani oleh penegak hukum, kalau kepada pihak korban sudah saya tanya semua datanya masih saya simpan kok, dan tidaklah mungkin mereka bohong, serta buat apa mereka bohong? Menurut saya kasusnya sudah jelas tinggal pihak korban seharusnya melaporkan"tambahnya.
"Sedangkan perbuatan seorang dokter yang lagi viral sekarang ini saja langsung diproses hukum kok! Apa lagi ini kasusnya jelas"tambahnya dengan iba.
Ditempat terpisah, kepala desa setempat yaitu Suyatno, saat dikonfirmasi wartawan harian zona Lampung enggan memberikan tanggapan terkait ponpes dan SMPS yang mangkrak, hal ini justru sungguh sangat disayangkan sekali pernyataan kades yang bungkam dan tidak mau memberikan tanggapan, padahal masyarakat setempat berharap penuh kepada kepala desa tuk dapat menyelesaikan masalah ini.
"Mohon maaf saya tidak dapat memberikan keterangan dan jawaban saya No komen" katanya
Sembari pergi melangkah meninggalkan awak media koran ini
Dikisahkan sebelumnya, sekolahan satu atap tersebut yakni SMPS Al-hikam dan pondok pesantren Nurul Jadid telah ditutup kegiatan belajar mengajarnya sementara waktu itu DIDUGA pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid melakukan tindakan asusila terhadap santrinya sebanyak 11 sanri dengan motif yang sama yaitu pencabulan.
Tidak tanggung-tanggung sebanyak 11 santri yang usianya masih belia digasak oleh pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid, tentu saja membuat masyarakat resah dan sangatlah mencoreng nama baik sekolah dan pondok pesantren di mana saja berada,
Hal inilah yang membuat masyarakat geram atas kelakuan bejad pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid dikecamatan Mesuji Timur itu.
Bahkan sampai saat ini masyarakat Tanjung mas makmur yang enggan disebutkan namanya ini mengutuk keras perbuatan pengasuh pondok pesantren Nurul Jadid,"Kami tidak senang dengan perlakuannya sungguh memalukan nama desa dan pendidikan serta pondok pesantren diwilayah kami ini,
Perlakuan oknum ini sangatlah bejat sekali mencoreng nama baik pemuka agama kok bisa-bisanya melakukan asusila terhadap 11 santri dikampung kami ini jelas kami tidak terima"tegasnya pada harian zona Lampung.
"Sampai sekarang tidak ada kepastian hukum yang menjerat pengurus pondok pesantren cabul ini, bahkan kondisi pelaku sudah pergi meninggalkan kabupaten Mesuji, yang sekarang keberadaanya tidak jelas, kenapa dilepaskan alasannya tidak ada pelaporan dari pihak korban tentang kasus kasus ini, bahkan sempat pelaku diamankan, tuk menghindari amukan masa, kabarnya sudah diintrogasi oleh pihak berwenang lalu dilepaskan kembali alasannya tidak ada laporan dari pihak korban, sedangkan perbuatan tidak senonoh dilakukan oleh dokter dijawab timur itu dijerat hukuman berat sampai-sampai jabatannya dilepas dan dipenjarakannya lah ini cabul, 11 orang pula kok lepas begitu saja?korban sudah ditanya oleh pihak berwenang pengakuannya jelas kok tidak diproses aneh juga ya?? Bahkan bukan satu orang 11 orang pak"terangnya.
"Kemauan kami itu singkat pak, anak kami tidak mau lagi dididik oleh menantu atau keturunannya pelaku cabul itu, dan nama pondok seta sekolah harus diganti itu saja pak!!, Kok masih ada yang bertahan sok perhatian sama masyarakat gak ada malunya padahal jelas-jelas masyarakat itu sudah tidak senang pak!?Seharusnya sadar diri dong?! pendirian sekolah dak pondok pesantren itu masyarakat yang dirikan, membantu material makanya jadi, bukan milik anak keturunannya apalagi menantunya!!? Memang tanahnya dihibakan untuk kegiatan belajar mengajar tapi kalau perbuatan tidak bagus dimasyarakat tetap masyarakat akan ambil alih dan kepengurusan pondok pesantren tetap harus diganti" tambahnya.
Sehingga berita ini diterbitkan masyarakat tanjung mas jaya berharap kepada pihak terkait yakni pemerintah daerah dan Bupati Mesuji Lampung dapat membantu menuntaskan perkara ini dengan secepatnya.
(Tim)