Kepala Seksi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, menyatakan bahwa tujuh dari 18 warga harus menjalani perawatan inap di rumah sakit. Sisanya menjalani rawat jalan karena gejala yang dialami tidak terlalu parah.
“Gejalanya seragam, yakni pusing dan muntah-muntah. Dari total 18 korban, hanya tujuh yang perlu dirawat inap. Informasi terakhir, beberapa di antaranya sudah diperbolehkan pulang,” ujar Putut kepada wartawan, Senin (12/5/2025).
Dari tujuh pasien rawat inap tersebut, dua merupakan orang dewasa dan lima lainnya adalah anak-anak berusia antara 10 hingga 15 tahun.
Meski acara Yasinan sudah berlangsung pada Kamis petang, laporan kejadian baru diterima pihak kepolisian dua hari kemudian, yakni pada Sabtu (10/5/2025). “Gejala pusing dan muntah mulai dirasakan para korban sehari setelah acara berlangsung,” tambah Putut.
“Acara rutinan yasin yang digelar di rumah warga berinisial SJ (63), para tamu disuguhi berbagai makanan dan minuman, seperti pisang goreng, roti kemasan, bakso, dan teh buatan sendiri. Hidangan bakso disebut berasal dari seorang pedagang keliling bernama ASM yang diundang khusus oleh tuan rumah.
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, polisi mencurigai hidangan bakso sebagai sumber keracunan. Sejumlah barang bukti telah diamankan, termasuk bakso, kuah, saus, kecap, sambal, serta sampel muntahan korban. Semua barang bukti tersebut kini tengah diuji di laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
Kami masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan kandungan makanan yang diduga menyebabkan keracunan,” jelas Ipda Putut.
“Saat ini kasus sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Blitar,” Tutup Putut.(marlin)
